Rabu, 08 Desember 2010

Pembinaan Layanan Sistem Otomasi Perpustakaan bagi Pengelola Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Di Lingkungan Kota Semarang

Abstrak

Dengan membanjirnya informasi di era global koleksi perpustakaan sekolah saat ini tidak terbatas hanya pada buku-buku bacaan, namun juga sumber informasi lain diantaranya bahan pustaka non cetak seperti audio, audio-visual dan sumber informasi di internet.

Penggunaan dan penerapan Teknologi Informasi (TI) dewasa ini telah menyebar hampir di semua bidang tak terkecuali di perpustakaan. Sedangkan Perpustakaan sendiri sebagai institusi pengelola informasi merupakan salah satu bidang penerapan teknologi informasi yang berkembang pesat.

Perkembangan dari penerapan teknologi informasi bisa dilihat dari seiring dengan berkembangannya jenis perpustakaan yang selalu berkaitan dengan teknologi informasi, diawali dari perpustakaan manual, perpustakaan terautomasi, perpustakaan digital maupun cyber library. Ukuran perkembangan jenis perpustakaan banyak diukur dari penerapan teknologi informasi yang digunakan bukan dari skala besarnya gedung yang digunakan, jumlah koleksi yang tersedia maupun jumlah penggunanya. Kebutuhan akan TI sangat berhubungan erat dengan peran perpustakaan sebagai kekuatan dalam melestarikan dan menyebarkan informasi dan ilmu pengetahuan seiring dengan budaya menulis, mencetak, mendidik dan kebutuhan manusia akan informasi.

PENDAHULUAN

Perkembangan perpustakaan sekolah dewasa ini tidak hanya sebatas sebagai suatu unit kerja yang bertugas menyediakan bahan bacaan guna menambah pengetahuan dan wawasan siswanya, tetapi juga merupakan bagian integral dalam kegiatan pembelajaran. Artinya bahwa penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi sekolah yang antara lain mengadakan bahan bacaan bermutu sesuai kurikulum yang ada.

Disisi lain dengan membanjirnya informasi dalam skala global, menuntut perpustakaan sekolah untuk tidak sebatas menyediakan buku bacaan saja, namun perlu menyediakan sumber informasi lain seperti bahan pustaka non cetak seperti audio, audio-visual, multimedia, serta akses informasi melalui internet. Akses informasi melalui internet diperlukan untuk menambah dan melengkapi pengetahuan anak didik (siswa) dari sumber informasi lain yang tidak mereka dapatkan di perpustakaan sekolah.

Menyikapi hal tersebut diatas maka para guru, pengelola perpustakaan dan pustakawan perlu mengajarkan kepada siswa agar dapat mengenali jenis informasi apa saja yang perlu diperoleh dan cara penelusurannya melalui sumber informasi tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu pengetahuan tentang literasi/melek informasi di sekolah yang dengan demikian maka siswa diarahkan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah melalui informasi yang diperoleh yang mana salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan Teknologi Informasi.

Parameter perkembangan jenis perpustakaan era Teknologi Informasi sekarang banyak diukur dari penerapan teknologi informasi yang digunakan dan bukan semata dari skala lain, seperti; besarnya gedung yang digunakan, jumlah koleksi yang tersedia ataupun jumlah penggunanya. Kebutuhan akan TI memiliki kaitan erat dengan peran perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran informasi, ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang seiring dengan kegiatan menulis, mencetak, mendidik yang merupakan kebutuhan manusia akan informasi.

Perpustakaan membagi rata informasi dengan cara mengidentifikasi, mengumpulkan, mengelola dan menyediakanya untuk umum. Perpustakaan sekolah di lingkungan Kota Semarang masih banyak menggunakan sistem manual sehingga dalam hal akses informasi masih sangat lamban, sehingga menghambat kemajuan dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar.. Agar Perpustakaan bisa menerapkan Teknologi Informasi sesuai kemajuan teknologi saat ini maka perlu adanya pembinaan kepada para pengelola perpustakaan sekolah khususnya terkait dengan:

1. Otomasi pengolahan bahan pustaka antara lain, pengadaan koleksi, inventarisasi, katalogisasi serta klasifikasi

2. Otomasi layanan sirkulasi

3. Otomasi layanan referensi

Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dari paparan analisa situasi dapat diidentifikasi beberapa fakta bahwa tujuan perpustakaan sekolah adalah salah satu alat yang vital dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Namun hampir tak ada artinya jika dalam pengelolaannya tidak memberikan kemudahan, terutama bagi pengguna baik para guru, murid maupun karyawan, dalam hal pelayanan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan, untuk itu perlu adanya:

· Tenaga yang terampil dibidang kepustakaan.

· Mengolahan bahan pustaka secara benar dengan menggunakan pedoman yang telah dibakukan yaitu Dewey Decimal Classification (DDC) untuk pengklasifikasian, sedangkan pengkatalogan menggunakan pedoman Anglo American Cataloguing Rules 2nd edition (AACR2).

· Pengenalan peralihan sistem pelayanan dari manual ke Otomasi perpustakaan

Berdasarkan kebutuhan diatas ada beberapa permasalahan yang perlu mendapat prioriatas dalam penyelesaian yaitu bagaimana usaha untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi pengelola perpustakaan. Untuk itu perlu adanya pembinaan, diantaranya tentang:

· Pengolahan bahan pustaka yang meliputi: pengadaan , inventarisasi, klasifikasi dan katalogisasi bahan pustaka

· Penggunaan pedoman yang telah dibakukan yaitu Dewey Decimal Clacification (DDC) untuk pengklasifikasian dan pengkatalogan menggunakan pedoman Anglo American Cataloguing Rules 2nd edition (AACR2)

· Pengenalan peralihan sistem pelayanan dari manual ke otomasi

Tujuan

Tujuan Kegiatan dalam pembinaan bagi pengelola perpustakaan sekolah diantaranya:

1. Tujuan Umum

Melalui pembinaan secara umum memberikan masukan dan bekal kepada pengelola maupun petugas perpustakaan, berupa keterampilan dan pengetahuan tentang cara mengelola perpustakaan secara benar.

2. Tujuan Khusus

Setelah diadakan pembinaan diharapkan pengelola perpustakaan sekolah;

a. Dapat. Mengolah bahan pustaka dengan menggunakan buku pedoman yang telah

di bakukan

b. Dapat mengolah bahan pustaka secara terotomasi dengan benar

c. Dapat merencanakan layanan pengguna dengan menggunakan layanan sistem otomasi.

Manfaat

Manfaat kegiatan dalam pembianaan:

1. Pengelola perpustakaan dapat menerapkan pedoman yang telah dibakukan

2. Pengelola perpustakaan sekolah mampu mengerjakan kegiatan rutin perpustakaan, yaitu cara-cara mengolah bahan pustaka dengan benar.

3. Bahan pustaka yang diolah secara benar akan mempermudah dalam mengorganisasi dan memperlancar pelayanan kepada pengguna.

4. Mengembangkan minat baca bagi pengguna

5. Meningkatkan layanan dengan sistem otomasi di perpustakaan

6. Dengan meningkatnya minat belajar masyarakat berarti pula telah membantu meningkatkan kecerdasan bangsa.

Tinjauan Pustaka

Otomasi Perpustakaan adalah sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan teknologi informasi. Dengan adanya bantuan teknologi tersebut maka beberapa pekerjaan manual dapat dipercepat dan diefisienkan. Dalam penelusuran on-line melalui http://www.biology online.org/dictionary/Library_automation disebutkan: The use of automatic machines or processing devices in libraries. The automation may be applied to library administrative activities, office procedures, and delivery of library services to users. Dalam terjemahan bebas ke bahasa Indonesia kurang lebihnya adalah Penggunaan mesin atau alat pemrosesan otomati di perpustakaan. Otomasi diterapkan untuk aktivitas administrasi perpustakaan, prosedur-prosedurnya, dan untuk memberikan pelayanan kepada pengguna.

Arif, Ikhwan. 2003, dalam Makalah Seminar dan Workshop Sehari yang bertajuk Membangun Jaringan Perpustakaan Digital dan Otomasi Perpustakaan menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan“ yang merupakan Konsep dan Perencanaan dalam Automasi Perpustakaan menjelaskan bahwa otomasi perpustakaan adalah Penerapan teknologi informasi sebagai Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan. Adapun bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan diantaranya, pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan lain sebagainya.

Peran Internet

Peran internet dalam otomasi perpustakaan adalah untuk mengakses infrormasi multimedia dalam resource internet, sebagai sarana telekomunikasi dan distribusi informasi, serta untuk membuat homepage, penyebarluasan katalog dan informasi.

Keperluan Pengguna

Yang terkait dengan sistem layanan otomasi adalah para Pustakawan harus dapat melayani keperluan pengguna seperti permintaan akan akses yang lebih cepat ke informasi yang diperlukan dari dalam maupun luar perpustakaan. Dengan begitu diharapkan agar para pustakawan mahir dalam penggunaan teknologi informasi sehingga mereka dapat membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan informasi yang diperlukan. Apa yang harus diketahui dan dikerjakan oleh pustakawan dalam mengotomasikan perpustakaannya :

· Paham akan maksud, ruang lingkup dan unsur otomasi perpustakaan

· Paham dan bisa mengapresiasi pentingnya melaksanakan analisis sistem yang menyeluruh sebelum merencanakan desain sistem

· Paham dan bisa mengapresiasi manfaat analisis sistem, desain, implementasi, evaluasi dan maintenance.

· Paham akan proses evaluasi software, sejalan dengan proposal sebelum menentukan sebuah sistem

· Paham dan bisa mengapresiasi pentingnya pelatihan untuk staf dan keterlibatan mereka dalam seluruh proses kerja.

Unsu-unsur Otomasi Perpustakaan

Dalam sebuah sistem otomasi perpustakaan terdapat beberapa unsur atau syarat yang saling mendukung yang terkait satu dengan lainnya. Unsur-unsur atau syarat tersebut adalah:

Pengguna (users)

Pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah sistem otomasi perpustakan. Dalam pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu dikembangkan melalui konsultasi dengan pengguna-penggunanya yang meliputi pustakawan, staf yang nantinya sebagai operator atau teknisi serta para anggota perpustakaan harus mengerti, apa misi organisasi tersebut, apa kebutuhan informasi mereka, seberapa melek komputerkah mereka, bagaimana sikap mereka, apakah pelatihan dibutuhkan. Itu adalah beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam mengembangkan sebuah sistem otomasi perpustakaan.

Menggunakan layanan dengan sistem otomasi Perpustakaan baru bisa dikatakan baik bila memenuhi kebutuhan pengguna baik staf maupun anggota perpustakaan, karena tujuan daripada sistem otomasi perpustakaan adalah untuk memberikan manfaat kepada pengguna, konsultasikan dengan pengguna untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan mereka. Namun perlu hati-hati terhadap penilaian keliru yang dilakukan oleh pengguna mengenai kebutuhan dan persepsi tentang apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan oleh suatu sistem komputer.

Kebutuhan dapat dirincikan terlalu banyak atau terlalu sedikit dan kadang-kadang persepsi bisa juga keliru, staf yang bersangkutan harus dilibatkan mulai dari tahap perencanaan dan pelaksanaan sistem. Masukan dari masing-masing staf harus dikumpulkan untuk menjamin kerjasama mereka. Tenaga-tenaga inti yang dilatih untuk menjadi operator, teknisi dan adminsitrator sistem harus diidentifikasikan dan dilatih sesuai bidang yang akan dioperasikan.

Perangkat Keras (Hardware)

Komputer adalah sebuah mesin yang dapat menerima dan mengolah data menjadi informasi secara cepat dan tepat. Pendapat lain mengatakan bahwa komputer hanya sebuah komponen fisik dari sebuah sistem komputer yang memerlukan program untuk menjalankannya. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komputer adalah sebuah alat dimana kemampuanya sangat tergantung pada manusia yang mengoperasikan dan software yang digunakan, ada kecenderungan perkembangan komputer:

· Ukuran fisik mengecil dengan kemampuan yang lebih besar

· Harga terjangkau (murah)

· Kemampuan penyimpanan data berkapasitas tinggi

Transfer pengiriman data yang lebih cepat dengan adanya jaringan

Dalam memilih perangkat keras yang pertama adalah menentukan staf yang bertanggung jawab atas pemilihan dan evaluasi hardware sebelum transaksi pembelian. Adanya staf yang bertanggung jawab adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap pihak lain dan menghindari dampak buruk yang mungkin timbul. Hal lain adalah adanya dukungan teknis serta garansi produk dari vendor penyedia komputer.

Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak diartikan sebagai metode atau prosedur untuk mengoperasikan komputer agar sesuai dengan permintaan pemakai. Kecenderungan dari perangkat lunak sekarang mampu diaplikasikan dalam berbagai sistem operasi, mampu menjalankan lebih dari satu program dalam waktu bersamaan (multi-tasking), kemampuan mengelola data yang lebih handal, dapat dioperasikan secara bersama-sama (multi-user). Untuk mendapatkan software kini sudah banyak tersedia baik dari luar maupun dalam negeri dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan dan harga yang bervariasi. Di perpustakaan software yang dikenal antara lain CDS/ISIS, WINISIS yang mudah didapat dan gratis freeware dari Unesco atau dari beberapa perguruan tinggi sekarang telah banyak membuat dan mengembangakan sistem perpustakaannya sendiri seperti SIPUS 2000 di UGM, Sipisis di IPB. Masih banyak lagi perguruan tinggi dan institusi pengembang software yang mengembangkan SIP dengan kemampuan yang tidak kalah sip. Sistem Informasi Perpustakaan ini difungsikan untuk pekerjaan operasional perpustakaan, mulai dari pengadaan, katalogisasi, inventarisasi, keanggotaan, OPAC Online Public Access Catalogue, pengelolaan terbitan berkala, sirkulasi, dan pekerjaan lain dalam lingkup operasi perpustakaan.

Kerangka Pemecahan Masalah

Teknologi Informasi di perpustakaan sering menjadi tolak ukur kemajuan dan modernisasi dari sebuah perpustakaan. Hal ini tentu tidak bisa dipungkiri mengingat tuntutan masyarakat yang memang sudah “ngeh” dengan segala macam bentuk TI. Gejala dan permasalahan serta fenomena inilah yang membawa dampak kepada apa yang disebut dengan Layanan Perpustakaan Berbasis TI. Tentunya hal ini dengan harapan bahwa apa yang menjadi pertanyaan banyak orang mengenai sentuhan TI di perpustakaan sedikit terjawab melalui layanan berbasis TI ini. Namun demikian, kiranya perlu ditelusur lebih jauh berbagai hal mengenai penerapan pelayanan perpustakaan yang berbasis TI.

Kepentingan Institusi Vs Kepentingan Pengguna

Pengembangan TI di sebuah perpustakaan sebenarnya merupakan wujud dari berbagai kepentingan. Kepentingan ini yang mendorong perpustakaan untuk melakukan modernisasi pelayanan dan menerapkan TI dalam aktivitas kesehariannya. Tuntutan kepentingan-kepentingan yang sedemikian besar ini seakan menjadikan “cambuk” bagi perpustakaan untuk berbenah dan selalu berpikir untuk dapat memberikan yang terbaik melalui fasilitas TI.

Berdasarkan pengamatan sebenarnya kepentingan ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yakni kepentingan institusi dan kepentingan pengguna perpustakaan. Dalam kasus perpustakaan di lingkungan perguruan tinggi, institusi yang dimaksud adalah perpustakaan itu sendiri dan universitas sebagai lembaga yang menaungi perpustakaan. Sedangkan pengguna perpustakaan yang dimaksud adalah sivitas akademika di lingkungan perguruan tinggi yakni mahasiswa, dosen, peneliti dan karyawan. Perkembangan perpustakaan banyak dipengaruhi oleh visi dan misi yang di lembaga induknya. Sehingga apapun yang akan diterapkan dan dikembangkan oleh perpustakaan harus disesuaikan dengan tujuan organisasi atau institusi itu sendiri. Hanya terkadang apa yang menjadi kepentingan institusi sepertinya “belum berpihak” banyak kepada kepentingan pengguna. Belum lagi masalah prioritas, perpustakaan masih merupakan prioritas kesekian bagi lembaga induknya dalam hal pendanaan dan pengembangan.

Perkembangan perpustakaan dilihat dari kepentingan pengguna dirasakan belum menggembirakan. Masih banyak “tuntutan” pengguna yang belum dapat dipenuhi oleh perpustakaan, termasuk tersedianya akses layanan berbasis TI ini. Untuk itu perlu kiranya dipikirkan sebuah sinergitas yang mengakomodasi kedua kepentingan tersebut sehingga terjadi keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Perpustakaan, Universitas dan pengguna perlu berjalan bersama untuk memikirkan sebuah perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan dapat memberikan pelayanan yang terbaik.

Implementasi TI dalam Pelayanan Perpustakaan:

Teknologi dalam hal ini TI bukan merupakan hal yang murah. Untuk itu apabila perpustakaan ingin mengimplementasikan TI dalam layanan dan aktifitasnya perlu direncanakan secara matang. Hal ini untuk mengantisipasi agar tidak ada kesia-siaan dalam perencanaan dan pengembangan yang berakibat pula pada pemborosan waktu, tenaga, pikiran dan keuangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam rangka penerapan TI pada perpustakaan, yakni: Dukungan Top Manajemen/Lembaga Induk, Kesinambungan/Kontinuitas, Perawatan dan Pemeliharaan, Sumber Daya Manusia, Infrastruktur lainnya seperti listrik, ruang/gedung, furniture, interior design, dan jaringan komputer, Pengguna Perpustakaan seperti faktor kebutuhan, kenyamanan, pendidikan pengguna, kondisi pengguna, dll.

Hal-hal tersebut diatas akan menentukan sejauh mana penerapan TI di perpustakaan khususnya di layanan perpustakaan dapat berjalan dengan baik. Sedangkan fasilitas otomasi yang dapat dimanfaatkan dari otomasi antara lain, Pengolahan bahan pustaka, Pelayanan sirkulasi, Penelusuran bahan, pustaka, Pembuatan laporan, Stock Op-name, Update berita, Cetak laporan, barcode, label buku, slip buku.

Agar perpustakaan bisa berdayaguna dalam pelayanan dengan sistem terotomasi, maka diperlukan:

· Tenaga yang terampil dalam pelaksanaan pengolahan bahan pustaka

· Tenaga terampil dalam pelayanan di bagian sirkulasi maupun referensi secara

terotomasi

Berdasarkan kebutuhan diatas ada beberapa permasalahan yang perlu mendapat prioritas dalam penyelesaiannya, yaitu; bagaimana usaha untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan bagi pengelola perpustakaan dalam pelayanan secara terotomasi. Untuk itu perlu adanya pembinaan teknik pengelolaan pelayanan di perpustakaan menggunakan sistem terotomasi yang meliputi:

· Pengolahan bahan pustaka

· Pelayanan penguna di bagian sirkulasi

· Pelayanan penguna di bagian referensi

Realisasi Pemecahan Masalah

Setelah mempelajari dan melihat tempat dan sarana dan prasarana yang ada di Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama dilingkunan Kota Semarang ini maka perlu adanya:

1. Pembinaan tenaga untuk dapat mengadakan koleksi secara terotomasi

2. Pembinaan tenaga yang mampu menyediakan katalog OPAC

3. Pembinaan tenaga agar dapat melakukan layanan secara on-line

4. Pembinaan tenaga agar dapat mengelola anggota secara on_line

Alaternatif pemecahan masalah yang akan dilakukan dalam pengabdian kepada masyarakat ini, yakni bagaimana mengintensifkan materi pembinaan pengelolaan perpustakaan sekolah. Untuk mengatasi permasalahan ini yaitu setiap pembinaan dilanjutkan dengan praktek pengolahan bahan pustaka, antara lain bagaimana pengadaan bahan pustaka dan inventarisasi bahan pustaka, membuat katalogisasi deskripsi, mengelompokkan atau mengklasifikasi bahan pustaka dan pengenalan otomasi perpustakaan, sehingga peserta binaan dapat menerima materi secara utuh. Cara ini lebih mudah diterima peserta karena apabila para peserta menemukan masalah terkait dengan materi yang diberikan maka pembina langsung dapat memberikan solusinya.

Model atau kerangka sistem pembinaan ini yang pertama peserta belum memiliki pengetahuan dan keterampilan mengelola perpustakaan sekolah secara baik, setelah mendapatkan pembinaan secara insentif maka peserta memiliki pengetahuan dan keterampilan cara mengelola perpustakaan sekolah dengan baik, dapat digambarkan melalui bagan sebagai berikut:

Model Sistem Pembinaan Pelayanan dengan Sistem Terotomasi

di Perpustakaan Sekolah

Kontrol

Umpan Balik

Metode Kegiatan

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan adalah dengan Sistem

Terotomasi di Perpustakaan Sekolah dilakukan dengan kombinasi antara metode ceramah, tanya jawab dan praktik, yaitu 40% penguasaan materi dan 60% praktik.

Untuk kegiatan ceramah secara klasikal diberikan materi yang meliputi: pengadaan dan inventarisasi bahan pustaka, katalogisasi deskripsi, klasifikasi, pelayanan (sirkulasi dan referensi) dengan pengenalan otomasi perpustakaan. Pada kegiatan lain, peserta diberikan bimbingan praktik secara individu maupun bersama untuk memperoleh pemahaman dan keterampilan khusus sehingga peserta dapat bekerja secara mandiri maupun bersama dalam team di perpustakaan yang dikelolanya.

Analisis Hasil

Penyampaian materi secara langsung dalam pelatihan ini disertai dengan praktik akan lebih cepat dipahami peserta, seperti praktik penggunaan pedoman pengelolaan perpustakaan, penggunaan pedoman pengkatalogan dengan AACR (Angelo American Cataloguing Rules) dan penggunaan pedoman pengklasifikasian DDC (Dewey Decimal Classification).

Praktik Mendiskripsi, membuat praktek layanan otomasi perpustakaan

catalog dan mengklasifikasi

bahan pustaka

Dari seluruh rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang pembinaan layanan sistem otomasi perpustakaan bagi pengelola Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di lingkungan Kota Semarang, dapat dideskripsikan hasil-hasil yang diperoleh sebagai berikut.

1. Pencapaian Tujuan

Sebagai tolok ukur keberhasilan kegiatan, acuan utamanya adalah pencapaian tujuan. Ada dua tujuan dalam kegiatan pengabdian ini, yaitu mengenai tanggapan Dinas Pendidikan terkait dengan Pembinaan Layanan Sistem Otomasi Perpustakaan bagi Pengelola Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di lingkungan Kota Semarang baik di sekolah negeri maupun swasta, yaitu mengenai penggunaan layanan sistem otomasi perpustakaan.

Dari segi proses, hal ini dapat dilihat dari antusiasme dan kesungguhan para peserta dalam mengikuti kegiatan pengabdian ini. Selain itu juga adanya partisipasi peserta dalam mengajukan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pelayanan pengguna di perpustakaan masing-masing Sedangkan dari hasil kegiatan, tampak adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman wawasan peserta tentang materi yang disasjikan tentang bagaimana mengolah bahan pustaka menggunakan pedoman yang baku secara benar, diantaranya membuat katalogisasi terpasang, pengklasifikasian bahan pustaka, dan pelayanan secara online.

Indikasi dari keberhasilan kegiatan sebagaimana uraian di atas terasa ketika dilakukan refleksi dan evaluasi berupa brainstorming dengan para peserta kegiatan.

2. Khalayak Sasaran

Dapat dikatakan bahwa target khalayak sasaran pengabdian kepada masyarakat ini tercapai dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan antusiasme para para peserta selama kegiatan berlangsung.

Pembahasan

Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan ada dampak jangka panjang yang positif bagi proses pembenahan pengelolaan perpustakaan sekolah, sehingga layanan keapda penggunanya dapat dilakukan maksimal. Adapun tindak lanjut yang diharapkan adalah pengembangan sistem layanan yang diharapkan segera beralih dari sistem manual ke sistem otomasi perpustakaan.

Ada beberapa aspek yang terkait langsung dengan pelaksanaan kegiatan ini, baik dari segi proses maupun hasilnya, yaitu:

1. Relevansi

Tingkat relevansi kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang keefektifan dalam layanan pengguna di perpustakaan sekolah sangat tinggi. Hal ini didasarkan pada alasan, diantaranya tingkat mobilitas peralihan sistem dari manual ke otomasi yang tinggi namun tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini merupakan hambatan dalam proses pengembangan sistem otomasi itu sendiri. Alasan lain yang menjadi kendala adalah penggunaan sistem manual, terbukti menghambat pelayanan pengguna dalam penelusuran informasi yang dibutuhkan.

2. Ketepatgunaan

Efektifitas kegiatan dapat dilihat dari para partisipan yang mengikuti secara aktif kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Selain itu tujuan kegiatan pun dapat tercapai dengan baik

3. Dampak Jangka Panjang

Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan ada dampak jangka panjang yang positif bagi penggunaan layanan sistem terotomasi, yakni:

a) Makin berkembangnya wawasan dikalangan para pengelola perpustakaan tentang sistem otomasi perpustakaan, sehingga dapat melayani para pengguna secara cepat.

b) Makin tumbuh kembangnya keterampilan pengelola perpustakaan sekolah, sehingga pekerjaan yang dilakukan sehari-hari menjadi lebih ringan dan mudah.

4. Tindak Lanjut

Setelah kegiatan ini selesai perlu diadakan tindak lanjut berupa pemantauan atas kondisi pengelolaan perpustakaan sekolah yang dilakukan para peserta pembinaan terkait dengan penggunaan layanan sistem otomasi perpustakaan di sekolah.

Kesimpulan Dan Saran

Bagian berikut disampaikan kesimpulan dan saran sehubungan telah berakhirnya rangkaian pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di kota Semarang.

1. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas kiranya dapat ditarik beberapa kesimpulan sebegai berikut:

a. Membanjirnya informasi skala global menuntut perpustakaan sekolah untuk menyediakan tidak sebatas buku bacaan saja, namun juga sumber informasi lain bahan pustaka non cetak seperti audio, audio-visual, multimedia, serta akses informasi melalui internet sangat diperlukan untuk menambah dan melengkapi pengetahuan anak didik (siswa) dari sumber informasi lain yang tidak mereka dapatkan di perpustakaan sekolah.

b. Penggunaan Teknologi Informasi (TI) di dunia perpustakaan dewasa ini telah berkembang dengan pesat. Hal tersebut bisa kita lihat dengan adanya perpustakaan terotomasi, perpustakaan digital maupun cyber library.

2. Saran-saran

Atas dasar beberapa kesimpulan yang ditemukan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, berikut disampaikan saran-saran.

a. Perpustakaan sekolah perlu melakukan langkah-langkah kongkrit dan cepat untuk mengikuti gencarnya perkemangan teknologi informasi, antara lain dengan menyediakan tenaga pengelola (sumber daya manusia) yang mempunyai kemampuan dalam pengelolaan TI untuk kemajuan perpustakaan mereka, sehingga tidak akan ketinggalan dengan perpustakaan lain yang telah maju.

b. Pengguna perpustakaan (guru/siswa) perlu diberi informasi yang tepat tentang cara memanfaatkan sumber-sumber informasi berbasis otomasi di perpustkaan.

c. Pembuat kebijakan dalam hal ini pimpinan sekolah perlu mendukung terwujudnya perpustakaan sekolah yang terotomasi dan modern yang bisa diwujudkan dengan pengalokasian anggaran yang lebih besar untuk pengembangan perpustakaan mereka, antara lain yang akan digunakan untuk pembelian komputer yang memadai, hardware dan software pendukung otomasi perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Arif, Ikhwan. Konsep dan Perencanaan dalam Automasi Perpustakaan. Makalah Seminar dan Workshop Sehari “Membangun Jaringan Perpustakaan Digital dan Otomasi Perpustakaan menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan“ 2003 http://aurajogja.wordpress.com/2006/07/11/otomasi-perpustakaan/

2. Djadjulianto, 1992. Pedoman Penyelenggaraan dan Penyusunan Tajuk Subjek untuk Perpustakaan. Jakarta: Muara Agung.

3. Dewey, Melvil. 1996. Dewey Decimal Classification and Relative Index Ed. 22. Dublin: Online Computer Library Center, Inc.

4. Gorman, Michael. 1986. AACR2 Ringkasan. Jakarta: Proyek Pengembangan Perpustakaan Jakarta. Pusat Pembinaan Perpustakaan.

5. Hamakonda, Towa P. 1991. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey. Jakarta: BPK Gunung Mulia.